Rabu, 22 April 2009

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR [6]

KETERAMPILAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN
Muqowim

A. Pengantar
Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang keterampilan dasar mengajar menggunakan media pembelajaran. Ada beberapa hal yang akan kita diskusikan, yaitu mencakup pengertian, tujuan, komponen dan prinsip dalam menggunakan media. Perlu kita sadari bahwa media pada dasarnya hanya kita perlukan untuk mengakomodasi beragam kecenderungan, minat dan gaya belajar peserta didik.

B. Pengertian
Pernahkah kita diajar oleh guru atau tenaga pendidik yang tidak menggunakan media, padahal kita sulit memahami materi yang disampaikan? Ya, media pembelajaran pada dasarnya adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Muncul pertanyaan, mungkinkah kita mengajar tanpa media? Jawabannya sangat mungkin. Mungkinkah peserta didik memahami yang kita sampaikan tanpa menggunakan media? Jawabannya juga sangat mungkin. Yang menjadi persoalan adalah sebarapa efektif kita dalam mengajar dan seberapa kreatif kita dalam menyampaikan materi pelajaran. Namun demikian, tentu akan lebih baik jika kita juga menggunakan media dalam mengajar, sebab ada banyak tujuan penggunaan media.

C. Tujuan Penggunaan Media
Secara umum ada lima tujuan penggunaan media dalam pembelajaran, yaitu:
Untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis
Dengan menggunakan media pembelajaran peserta didik lebih menangkap isi materi secara menyeluruh.
Untuk mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera
Media pembelajaran mampu mengatasi hambatan ruang dan waktu. Mungkin kita akan merasa kesulitas ketika menjelaskan tata cara haji. Dengan media pembelajaran hal ini akan dapat terselesaikan, sebab kita dapat menayangkan video tata cara melakukan ibadah haji secara konkret dengan menayangkan umat Islam yang sedang berhaji. Begitu juga kita mungkin akan kesulitas menjelaskan peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Maka, dengan media pembelajaran permasalahan ini dapat kita selesaikan.
Untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran
Dengan media, Anda akan lebih mengalir dan variatif dalam mengajar. Sebab, media akan membantu memberikan ilustrasi lebih dari sekedar secara verbal.
Untuk menimbulkan kegairahan belajar
Media juga akan menjadikan peserta didik semangat dalam belajar sebab proses pembelajaran tidak disajikan secara monoton.
Untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan dan kenyataan
Dalam pembelajaran kontekstual, media sangat membantu peserta didik lebih memahami realitas. Sebab, ilustrasi tidak hanya disampaikan secara verbal, namun juga dengan suara dan gambar. Bahkan, bukan hanya gambar mati, tapi gambar yang hidup.
Untuk memberi kesempatan pada peserta didik untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
Menurut Georgi Lozanov, paling tidak ada empat gaya belajar seseorang, yaitu gaya belajar visual, auditori, somatik, dan intelektual. Belajar gaya visual artinya peserta didik mempunyai kecenderungan memahami materi pembelajaran jika disampaikan dengan media yang dapat dilihat seperti gambar, peta, dan alat peraga. Jika orang yang bergaya belajar visual memahami dengan hal-hal yang dapat dilihat, maka orang yang mempunyai gaya belajar auditori dapat lebih memahami materi pembelajaran dengan cara mendengar. Dengan demikian, dia lebih suka belajar dengan cara mendengar. Sementara itu, gaya belajar somatik (atau disebut juga kinestetik) dapat belajar dengan lebih baik melalui melakukan langsung. Mungkin kita masih ingat filsafat John Dewey, yaitu learning by doing. Akhirnya, gaya belajar intelektual artinya peserta didik lebih mampu menangkap hal-hal yang masih bersifat abstrak secara mandiri tanpa harus melalui mendengar, melihat atau melakukan langsung.

D. Jenis Media Pembelajaran
Secara umum media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Media audio
Media audio sangat tepat digunakan untuk mengakomodasi peserta didik yang mempunyai kecenderungan belajar auditori. Sebab, mereka cenderung dapat menangkap materi pembelajaran jika disampaikan dengan menggunakan alat-alat semacam tape recorder, radio, dan alat lain yang mengeluarkan suara.
2. Media visual
Kalau media audio cocok untuk peserta didik dengan tipe auditori, maka media visual tepat untuk mereka yang bertipe belajar visual. Yaitu, peserta didik yang dapat belajar secara lebih maksimal dengan menggunakan peralatan visual seperti gambar, ilustrasi, peta dan alat lain yang dapat terlihat.
3. Media audio visual
Sementara itu, media audio visual cocok sebagai media pembelajaran untuk kategori gaya belajar yang dominan auditori dan visualnya, misalnya menggunakan televisi, VCD, dan film..

E. Prinsip Penggunaan Media
Agar media pembelajaran yang kita gunakan tepat, maka ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu:
Tepat guna
Media pembelajaran yang kita gunakan harus mengacu pada kompetensi dasar sehingga tepat untuk mencapai kompetensi tersebut. Karena itu, tepat tidaknya media yang kita gunakan akan sangat ditentukan oleh kompetensi yang akan dicapai apa.
Berdaya guna
Media pembelajaran seharusnya mampu meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Hal ini pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh gaya belajar peserta didik, apakah mereka berciri visual dalam belajar, auditory ataukah somatik. Jika peserta didik mempunyai gaya belajar visual, maka media yang tepat adalah yang dapat memaksimalkan aspek visual, sementara kalau yang dominan adalah gaya belajar auditori, maka media yang tepat harus memaksimalkan sisi pendengaran. Akhirnya, jika gaya belajar yang dominan adalah somatik, maka media pembelajaran akan lebih berdaya guna jika lebih menekankan aspek gerak dan perbuatan secara langsung.
Bervariasi
Kita harus mempertimbangkan variasi media pembelajaran agar mampu mendorong sikap aktif peserta didik dalam belajar. Hal yang perlu kita jadikan pertimbangan dalam variasi media adalah kompetensi yang akan dicapai, keunikan peserta didik baik dalam hal gaya belajar maupun kecerdasan yang mereka miliki. Ingat, bahwa menurut Howard Gardner ada sembilan jenis kecerdasan yang ada dalam peserta didik, yaitu kecerdasan bahasa, kecerdasan logis-matematika, kecerdasan ritmik, kecerdasan spasial, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, kecerdasan kinestetik, dan kecerdasan eksistensial.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu Soli, PAH, D.N., Joni, R (ed.), Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut, Jakarta: Tim Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1985.

Aref S. Sadiman dkk., Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1986.

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Melvin L. Silberman, Active Learning, terj. Muqowim dkk., Yogyakarta: Yappendis, 2005.

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989.

Suwarna dkk., Pengajaran Mikro, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar