Rabu, 22 April 2009

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR [3]

KETERAMPILAN MENJELASKAN
Muqowim

A. Pengantar
Pada bagian ini kita akan membicarakan tentang keterampilan dasar mengajar menjelaskan. Keterampilan ini kita ketahui, sebab ketika mengajar kadang ada persoalan yang tidak mudah dipahami sehingga perlu ada penjelasan. Tidak semua penjelasan dapat dipahami oleh peserta didik. Karena itu, ada beberapa hal yang harus dipahami agar penjelasan yang kita sampaikan mudah dipahami peserta didik.

B. Pengertian
Yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar menjelaskan dalam pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasn merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seoang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan baik oleh tenaga pendidik sendiri, oleh tenaga pendidik dan peserta didik, maupun antar peserta didik.

C. Tujuan Keterampilan Menjelaskan
Mengapa kita perlu menguasai keterampilan dasar mengajar menjelaskan? Sebab, ada beberapa tujuan yang akan kita peroleh dengan menguasai keterampilan ini, yaitu:
1. Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari.
2. Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah.
3. Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4. Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses penalaran, serta menggunakan bukti-bukti dalam pmecahan masalah.
5. Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.

D. Komponen Keterampilan Dasar Menjelaskan
Komponen-komponen keterampilan dasar mengajar menjelaskan adalah sebagai berikut:
1. Komponen merencanakan
Agar penjelasan kita mudah dimengerti peserta didik, penjelasan yang kita berikan perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan. Dua hal tersebut sangat menentukan apakah penjelasan kita tepat sasaran atau tidak.
a. Isi pesan (materi) meliputi:
1) Sebelum memberikan penjelasan, buatlahh analisis terlebih dahulu terhadap masalah secara keseluruhan. Dalam hal ini termasuk pengindentifikasian unsur-unsur apa yang akan dihubungkan dalam penjelasan tersebut.
2) Kita perlu mengenali lebih detil tentang jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dibicarakan. Jangan sampai penjelasan yang kita berikan tidak nyambung dengan tujuan pembelajaran dan topik perkuliahan.
3) Sebelum memberikan penjelasan, kita harus memahami terlebih dahulu tentang penerapan hukum, rumus atau generalisasi yang sesuai dengan masalah yang ada. Ketidakjelian kita dalam melihat formula yang tepat dari masalah yang kita bahas hanya akan menjadikan peserta didik tidak paham atau bahkan bingung.
b. Penerima pesan
Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat bergantung pada kesiapan audiens yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang sosial dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangan faktor-faktor tersebut di atas. Dalam pendidikan berlaku formula “metode lebih penting daripada materi” [al-tariqah ahammu min al-maddah]. Dalam konteks ini kecermatan kita dalam melihat siapa yang kita hadapi akan sangat menentukan jenis metode pembelajaran apa yang paling tepat digunakan di kelas.
2. Penyajian suatu penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat kita tingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kejelasan
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Usahakan untuk menghindari penggunaan ucapan-ucapan berikuut ini, seperti “ee”, ”aa”, ”mm”, ”kira-kira”, ”umumnya”, ”biasanya”, ”sering kali”, dan istiah-istilah lain yang tidak dapat dimengerti oleh audiens. Ungkapan-ungkapan tersebut kadang malah membuat peserta didik terganggu dan akhirnya tidak dapat menangkap pesan yang disampaikan.
b. Penggunaan contoh dan ilustrasi
Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Kita tentu tahu konsep CTL, Contextual Teaching and Learning, bahwa proses pembelajaran yang kita lakukan seharusnya lebih bermakna bagi peserta didik. Agar lebih bermakna, maka pembelajaran harus lebih faktual dan kontekstual. Peserta didik akan lebih tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran jika dikaitkan dengan dunia mereka.
3. Pemberian tekanan
Dalam memberikan penjelesan, kita harus mengarahkan perhatian peserta didik agar terpusat pada masalah pokok, dan mengurangi informasi yang tidak penting. Dalam hal ini kita dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti: “yang terpenting”, “perhatikan baik-baik konsep ini”, “perhatikan, yang ini agak susah”.
4. Penggunaan balikan
Kita hendaknya memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan pamahaman, keraguan, atau ketidamengertiannya ketika penjelasan itu kita berikan. Berdasarkan balikan itu kita perlu melakukan penyesuaian dalam penyajiannya, misalnya kecepatannya, memberi contoh tambahan atau mengulangi kembali hal-hal yang penting. Balikan tentang sikap peserta didik dapat dijaring bersamaan dengan pertanyaan yang bertujuan menjaring balikan tentang pemahaman mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti: ”Apakah kalian mengerti dengan penjelasan tadi?” Juga perlu ditanyakan, “Apakah penjelasan tadi bermakna bagi kalian?”, dan sebagainya.

E. Prinsip Keterampilan Dasar Menjelaskan
Agar kita dapat menggunakan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran dengan baaik, ada beberapa prinsip yang perlu kita perhatikan. Prinsip-prinsip penggunaan keterampilan dasar mengajar tersebut adalah:
1. Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, ataupun di akhir jam pertemuan (pelajaran), tergantung pada keperluannya. Penjelasan tadi dapat juga diselingi dengan tujuan pembelajaran.
2. Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran
3. Kita dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari peserta didik ataupun yang telah kita rencanakan sebelumnya.
4. Materi penjelasan harus bermakna bagi peserta didik.
5. Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu Soli, PAH, D.N., Joni, R (ed.), Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut, Jakarta: Tim Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1985.

Aref S. Sadiman dkk., Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1986.

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Melvin L. Silberman, Active Learning, terj. Muqowim dkk., Yogyakarta: Yappendis, 2005.

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989.

Suwarna dkk., Pengajaran Mikro, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar